760 Guru Enggan Mengikuti Pelatihan Kurikulum 2013
SUMENEP
- Keberadaan kurikulum tahun 2013 di Kabulaten Sumenep rupanya masih belum semua
guru meminati, buktinya sedikitnya sebanyak 760 guru dilingkungan Dinas
Pendidikan (Disdik) Sumenep hingga saat ini enggan mengikuti pelatihan
kurikulum 2013 yang diselenggarakan Disdik pada 1-30 Juni 2014 kemarin. Mereka
beralasan karena ditugaskan di daerah Kepulauan dan juga karena beralasan
sakit. Sehingga dengan demikian, bisa dipastikan jika penerapan kurikulum baru
itu tidak akan berjalan dengan baik.
"Untuk
guru yang bertugas di daerah kepulauan banyak masih belum mengikuti, itu karena
tersendat masalah transportasi. Sedangkan di daerah daratan, beralasan karena
sakit dan ada yang berdalih sedang menghadiri acara keluarga di luar
kota," kata Kepala Seksi Kurikulum TK - SD Disdik Sumenep Abd. Kadir.
Menurut
Kadir, ratusan guru yang enggan mengikuti pelatihan itu, kebanyakan guru yang
saat ini bertugas di kepulauan Masalembu dan Kepulauan Sapeken. "Kami
sadari, letak giografis dua kepulauan itu sangat jauh, sedangkan transportasi
juga sulit, apalagi disaat cuaca ekstrim. Tentunya itu juga menjadi beban.
Selain itu masih banyak agenda yang lebih urgen sehingga guru tersebut tidak
bisa mengikuti pelatihan," ungkapnya
Menurutnya,
walaupun Disdik sebagai penyelenggara, mengaku tidak bisa melakukan penekanan
terhadap para guru yang enggan mengikuti pelatihan tersebut. "Untuk itu
kami tidak bisa menekannya. Hanya saja kurikulum yang baru sifatnya wajib
diterapkan," terangnya
Lebih
lanjut Kadir mengatakan, agar penerapan kurikulum yang baru bisa berjalan
sesuai dengan harapan pemerintah, maka dirinya mengaku akan terus melakukan
pelatihan disetiap sekolah ditingkat SDN. "Kalau tidak ada halangan,
tanggal 17 mendatang kami akan melakukan pelatihan lagi," akunya
Sedangkan
sasaran yang akan ditempati sebagai pelatiahan itu, akan diselengarakan di
sembilan SDN, diantaranya, SDN Pangarangan III, SDN Pandian I, SDN Lenteng
Timur I, SDN Saronggi I, SDN Pragaan Laok I, SDN Aeng Merra II, SDN Gapura
Barat I, SDN Rubaru I, dan SDN Kalianget Barat I. "Ini yang menajadi
sasaran utama kami bulan ini," ujar Kadir
Sementara
saat ini yang sudah menerapkan kurikulum 2013, masih dibilang masih minim,
buktinya dari ribuan SDN dilingkungam Kabupaten Sumenep hanya sebanyak 15 SDN,
itu tersebar di 12 Kecamatan yang berada didaratan sumenep. Diantaranya, SDN
Ambunten Timur I Kecamatan Ambunten, SDN Pamolokan II Kecamatan Kota Sumenep,
SDN Saronggi I Kecamatan Saronggi, SDN Rubaru I Kecamatan Rubaru, SDN
Tambaagung Tengah II Kecamatan Ambunten, SDN Pangarangan IV Pasongsongan, SDN
Kalianget Barat I Kecamatan Kalianget, SDN Batang-Batang Daya I Kecamatan
Batang-Batang, SDN Karduluk I Kecamatan Pragaan, SDN Manding Laok I Kecamatan
Manding, SDN Lenteng Timur I Kecamatan Lenteng, SDN Pangarangan III Kecamatan
Kota Sumenep, SDN Bataal Batrat I Kecamatan Ganding, dan SDI Al-Qodiri Kecamatan
Rubaru. "Itu semua sudah selesai mengikuti pelatihan semua," terang
Kadir
Kendati
demikian, lanjut Kadir, walaupun sudah semua SDN telah selesai mengikuti
pelatihan, namun diapastikan tidak akan menggunakan kurikulum 2013 secara
keseluruhan. Itu karena penerapan kurikulum tersebut hanya berlaku untuk kelas
1,2,4 dan kelas 5. "Makanya yang ikut pelatihan saat ini hanya para guru
yang mengajar selain kelas tiga dan kelas enam. karena untuk penerapan
kurikulum baru di dua kelas itu, secara nasional akan diberlakukan mulai tahun
2015 mendatang," tukasnya.
Anggota
Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Mohammad Suhaidi menilai jika
penerapan kurikulum tahun 2013, hanyalah sebatas formalitas yang bertujuan
untuk menghabiskan anggaran negara. Sebab, anggaran penerapan kurikulum itu
sudah disediakan oleh pemerintah pusat. "Kami psimis jika penerapan
kurikulum tahun 2013 ini berjalan maksimal. Karena selama ini masih banyak guru
dan lembaga yang belum siap," katanya.
Ketidak
siapan itu, sambung Suhaidi, terlihat dari berbagai lembaga di kabupaten
sumenep hingga saat ini masih belum memiliki bahan ajar. Padahal, bahan ajar
merupakan kunci utama untuk menerapkan kurikulum yang baru tersebut.
"Selain itu, kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki para guru
masih belum memadai," terangnya
Bahkan,
Lanjut Suhaidi walaupun telah gencar dilkukan pelatihan, namun para guru
dinilai masih belum menguasai sepenuhnya amanah yang tercantum dalam kurikulum
yang baru tersebut. "Kami kurang faham indikator yang dipakai Disdik dalam
menerapkan kurikulum itu, wong kenyataannya dibawah masih belum siap. Hemat
kami alangkah lebih baik jika penerapan kurikulum dipending sampai semuanya
benar-benar siap. Sehingga penerapan itu bisa berjalan maksimal
kedepannya," pungkasnya. (JUNAEDI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar