Kamis, 13 November 2014

Kurikulum Baru Tidak Diminati

760 Guru Enggan Mengikuti Pelatihan Kurikulum 2013
SUMENEP - Keberadaan kurikulum tahun 2013 di Kabulaten Sumenep rupanya masih belum semua guru meminati, buktinya sedikitnya sebanyak 760 guru dilingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep hingga saat ini enggan mengikuti pelatihan kurikulum 2013 yang diselenggarakan Disdik pada 1-30 Juni 2014 kemarin. Mereka beralasan karena ditugaskan di daerah Kepulauan dan juga karena beralasan sakit. Sehingga dengan demikian, bisa dipastikan jika penerapan kurikulum baru itu tidak akan berjalan dengan baik.
"Untuk guru yang bertugas di daerah kepulauan banyak masih belum mengikuti, itu karena tersendat masalah transportasi. Sedangkan di daerah daratan, beralasan karena sakit dan ada yang berdalih sedang menghadiri acara keluarga di luar kota," kata Kepala Seksi Kurikulum TK - SD Disdik Sumenep Abd. Kadir.
Menurut Kadir, ratusan guru yang enggan mengikuti pelatihan itu, kebanyakan guru yang saat ini bertugas di kepulauan Masalembu dan Kepulauan Sapeken. "Kami sadari, letak giografis dua kepulauan itu sangat jauh, sedangkan transportasi juga sulit, apalagi disaat cuaca ekstrim. Tentunya itu juga menjadi beban. Selain itu masih banyak agenda yang lebih urgen sehingga guru tersebut tidak bisa mengikuti pelatihan," ungkapnya
Menurutnya, walaupun Disdik sebagai penyelenggara, mengaku tidak bisa melakukan penekanan terhadap para guru yang enggan mengikuti pelatihan tersebut. "Untuk itu kami tidak bisa menekannya. Hanya saja kurikulum yang baru sifatnya wajib diterapkan," terangnya
Lebih lanjut Kadir mengatakan, agar penerapan kurikulum yang baru bisa berjalan sesuai dengan harapan pemerintah, maka dirinya mengaku akan terus melakukan pelatihan disetiap sekolah ditingkat SDN. "Kalau tidak ada halangan, tanggal 17 mendatang kami akan melakukan pelatihan lagi," akunya
Sedangkan sasaran yang akan ditempati sebagai pelatiahan itu, akan diselengarakan di sembilan SDN, diantaranya, SDN Pangarangan III, SDN Pandian I, SDN Lenteng Timur I, SDN Saronggi I, SDN Pragaan Laok I, SDN Aeng Merra II, SDN Gapura Barat I, SDN Rubaru I, dan SDN Kalianget Barat I. "Ini yang menajadi sasaran utama kami bulan ini," ujar Kadir
Sementara saat ini yang sudah menerapkan kurikulum 2013, masih dibilang masih minim, buktinya dari ribuan SDN dilingkungam Kabupaten Sumenep hanya sebanyak 15 SDN, itu tersebar di 12 Kecamatan yang berada didaratan sumenep. Diantaranya, SDN Ambunten Timur I Kecamatan Ambunten, SDN Pamolokan II Kecamatan Kota Sumenep, SDN Saronggi I Kecamatan Saronggi, SDN Rubaru I Kecamatan Rubaru, SDN Tambaagung Tengah II Kecamatan Ambunten, SDN Pangarangan IV Pasongsongan, SDN Kalianget Barat I Kecamatan Kalianget, SDN Batang-Batang Daya I Kecamatan Batang-Batang, SDN Karduluk I Kecamatan Pragaan, SDN Manding Laok I Kecamatan Manding, SDN Lenteng Timur I Kecamatan Lenteng, SDN Pangarangan III Kecamatan Kota Sumenep, SDN Bataal Batrat I Kecamatan Ganding, dan SDI Al-Qodiri Kecamatan Rubaru. "Itu semua sudah selesai mengikuti pelatihan semua," terang Kadir
Kendati demikian, lanjut Kadir, walaupun sudah semua SDN telah selesai mengikuti pelatihan, namun diapastikan tidak akan menggunakan kurikulum 2013 secara keseluruhan. Itu karena penerapan kurikulum tersebut hanya berlaku untuk kelas 1,2,4 dan kelas 5. "Makanya yang ikut pelatihan saat ini hanya para guru yang mengajar selain kelas tiga dan kelas enam. karena untuk penerapan kurikulum baru di dua kelas itu, secara nasional akan diberlakukan mulai tahun 2015 mendatang," tukasnya.
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Mohammad Suhaidi menilai jika penerapan kurikulum tahun 2013, hanyalah sebatas formalitas yang bertujuan untuk menghabiskan anggaran negara. Sebab, anggaran penerapan kurikulum itu sudah disediakan oleh pemerintah pusat. "Kami psimis jika penerapan kurikulum tahun 2013 ini berjalan maksimal. Karena selama ini masih banyak guru dan lembaga yang belum siap," katanya.
Ketidak siapan itu, sambung Suhaidi, terlihat dari berbagai lembaga di kabupaten sumenep hingga saat ini masih belum memiliki bahan ajar. Padahal, bahan ajar merupakan kunci utama untuk menerapkan kurikulum yang baru tersebut. "Selain itu, kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki para guru masih belum memadai," terangnya
Bahkan, Lanjut Suhaidi walaupun telah gencar dilkukan pelatihan, namun para guru dinilai masih belum menguasai sepenuhnya amanah yang tercantum dalam kurikulum yang baru tersebut. "Kami kurang faham indikator yang dipakai Disdik dalam menerapkan kurikulum itu, wong kenyataannya dibawah masih belum siap. Hemat kami alangkah lebih baik jika penerapan kurikulum dipending sampai semuanya benar-benar siap. Sehingga penerapan itu bisa berjalan maksimal kedepannya," pungkasnya. (JUNAEDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar