SUMENEP –
Meski budaya Carok tidak banyak
membawa manfaat bagi masyarakat Madura, namun budaya
tersebut hingga saat ini masih tetap pepuler dimata nasional. Bahkan dari
beberapa kejadian carok di Madura, memakan korban jiwa yang tidak sedikit
jumlahnya, akan tetapi hal itu tidak membuat
masyarakat jera ataupun berhenti bercarok.
Lalu seperti apa tanggapan masyarakat terhadap budaya
tersebut, berikut wawancara khusus satuwarta bersama Ibnu Hajar, Budayawan
asal Sumenep.
Menurut Ibnu Hajar, sampai kapanpun budaya carok akan tetap
terjadi di Madura, bila ada masyarakat lain yang melanggar tiga ketentuan yang
sangat dihormati oleh masyarakat, sejak zaman nenek moyang. Tiga hal yang tidak
boleh dilanggar oleh masyarakat Madura, adalah harta, wanita, dan tahta.
Bila ketiga pantangan tersebut dilanggar oleh masyarakat,
maka hukumannya adalah carok, tidak terkecuali masyarakat yang melanggar
pantangan itu, berasal dari masyarakat luar Madura.
Bagi masyarakat Madura, mempertahankan harga diri adalah
harga mati, sehingga siapapun yang menginjak bumi Madura harus menjunjung tinggi
dan menjauhi tiga pantangan tersebut. Karena bila hal itu dilanggar, masyarakat
Madura akan marah dan bertindak anarkis pada masyarakat yang melanggar pantangan
tersebut, tidak terkecuali pelaku pelanggaran itu berasal dari luar daerah.
"Untuk membrantas budaya carok di Madura sangat sulit,
karena carok merupakan satu-satunya mediasi untuk menuntaskan persoalan yang
tersumbat, bisa saja tradisi carok di brantas meski akan memakan waktu yang
cukup lama, asalkan semua elemin masyarakat mau mensosialisakan dampak yang ditimbulkan
oleh carok, sementara carok sendiri tidak menyelesaikan masalah akan tetapi
menambah masalah baru,” bebernya.
Dikatakan, meski budaya carok di Madura sudah mulai hampir
punah, namun bukan berarti budaya tersebut sudah hilang dari kehidupan masyarakat.
Ada kemungkinan saat ini masyarakat Madura sudah memilih jalan yang lebih
proporsional dalam menyelesaikan masalah, ketimbang melakukan carok, yang lebih
banyak kerugiannya ketimbang untungnya. "Budaya carok saat ini mungkin
sudah berkurang, tapi bukan budaya itu sudah luntur, terbukti tadi malam masih
carok di Ambunten, dan korbannya meninggal Dunia,” pungkasnya. (NDI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar