Kamis, 13 November 2014

Carok Dijadikan Media Impropisasai Oleh Masyarakat Madura

SUMENEP Meski budaya Carok tidak banyak
membawa manfaat bagi masyarakat Madura, namun budaya tersebut hingga saat ini masih tetap pepuler dimata nasional. Bahkan dari beberapa kejadian carok di Madura, memakan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya, akan tetapi hal itu tidak membuat
masyarakat jera ataupun berhenti bercarok.
Lalu seperti apa tanggapan masyarakat terhadap budaya tersebut, berikut wawancara khusus satuwarta bersama Ibnu Hajar, Budayawan
asal Sumenep.

Menurut Ibnu Hajar, sampai kapanpun budaya carok akan tetap terjadi di Madura, bila ada masyarakat lain yang melanggar tiga ketentuan yang sangat dihormati oleh masyarakat, sejak zaman nenek moyang. Tiga hal yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat Madura, adalah harta, wanita, dan tahta.

Bila ketiga pantangan tersebut dilanggar oleh masyarakat, maka hukumannya adalah carok, tidak terkecuali masyarakat yang melanggar pantangan itu, berasal dari masyarakat luar Madura.

Bagi masyarakat Madura, mempertahankan harga diri adalah harga mati, sehingga siapapun yang menginjak bumi Madura harus menjunjung tinggi dan menjauhi tiga pantangan tersebut. Karena bila hal itu dilanggar, masyarakat Madura akan marah dan bertindak anarkis pada masyarakat yang melanggar pantangan tersebut, tidak terkecuali pelaku pelanggaran itu berasal dari luar daerah.

"Untuk membrantas budaya carok di Madura sangat sulit, karena carok merupakan satu-satunya mediasi untuk menuntaskan persoalan yang tersumbat, bisa saja tradisi carok di brantas meski akan memakan waktu yang cukup lama, asalkan semua elemin masyarakat mau mensosialisakan dampak yang ditimbulkan oleh carok, sementara carok sendiri tidak menyelesaikan masalah akan tetapi menambah masalah baru, bebernya.

Dikatakan, meski budaya carok di Madura sudah mulai hampir punah, namun bukan berarti budaya tersebut sudah hilang dari kehidupan masyarakat. Ada kemungkinan saat ini masyarakat Madura sudah memilih jalan yang lebih proporsional dalam menyelesaikan masalah, ketimbang melakukan carok, yang lebih banyak kerugiannya ketimbang untungnya. "Budaya carok saat ini mungkin sudah berkurang, tapi bukan budaya itu sudah luntur, terbukti tadi malam masih carok di Ambunten, dan korbannya meninggal Dunia, pungkasnya. (NDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar